A. Unsur Penanggalan Berdasar Waktu.
1) Warsa.
Unsur paling besar dan biasanya ditulis paling awal adalah unsur penanggalan tahun atau Warsa. Prasasti dimasa Medang menggunakan tarikh Saka yang dimulai penggunaannya sekitar tahun 78 Masehi.
Tarikh Saka berasal dari India. merupakan salah satu unsur pengaruh kebudayaan India , dibuat oleh raja Salivahana yang memerintah sekitar tahun 78 Masehi di Pratishtana.
Tarikh ini digunakan secara resmi pada awal abad II Masehi. tarikh Saka dipakai di Asia Tenggara hingga di prasasti prasasti di Kamboja dan Campa.
Satu tahun Saka dihitung berdasarkan gabungan perhitungan peredaranbulan dan matahari yang lamanya sekitar 360 hari dan terbagai dalam 12 bulan.
Awal tahun dimulai dari bulan Caitra dan berakhir pada bulan Phalguna.
2) Masa.
Satu tahun Saka terdiri dari 12 bulan disebut dengan Masa, yang terdiri dari :
Saka India - Saka Jawa - Masehi
01. Caitra - Cetramasa - Maret April
02. Waishaka - Wesakhamasa - April Mei
03. Jyaistha - Jyesthamasa - Mei Juni
04. Asadha - Asadhamasa - Juni Juli
05. Sravana - Srawanamasa - Juli Agustus
06. Bhadrawada - Bhadrawadamasa - Agustus September
07. Asvina - Asujimasa - September Oktober
08. Karttika - Kartikamasa - Oktober Nopember
09. Margasira - Margasiramasa - Nopember Desember
10. Posya - Posyamasa - Desember Januari
11. Magha - Maghamasa - Januari Pebruari
12. Phalguna - Phalgunamasa - Pebruari Maret
Jumlah hari untuk setiap bulan = 30 hari. Awal tahun adalah tanggal 1 Caitra.
3) Paksa.
Setiap satu bulan terbagi dalam dua periode, yaitu :
a) Paruh Terang (Suklapaksa);
Dihitung saat bulan mulai terlihat hingga saat bulan terbentuk bulat penuh yang lamanya = 15 hari.
Sistim penanggalam pada prasasti prasasti Medang merupakan suatu sistim penanggalan yang terdiri dari beberapa unsur penanggalan. Jumlah terbanyak unsur yang dimiliki pada prasasti Medang ada 15 unsur.
Sebagian unsur yang digunakan menggunakan unsur unsur yang sama dengan yang digunakan di India, namun demikian ada beberpa perbedaan dalam penulisan dan pengucapan nama unsur penanggalan tersebut.
Unsur unsur penanggalan tersebut adalah
4) Tithi.
Dari satu bulan yang terdiri dari Suklapaksa dan Krsnapaksa yang masing masing berjumlah 15 hari. karena itu tanggal atau tithi-nya dikenal sampai 15.
Penyebutan tanggal bukan seperti tanggal yang dikenal sekarang ini, tetapi lebih kepada penyebutan hari ke.. dari pemunculan bulan di langit pada malam hari.
Satu Tithi tepat 1/30 (sepertiga puluh) dari satu bulan pada penanggalan Masehi.
Sekali dalam dua bulan terjadi suatu Tithi yang dimulai setelah matahari terbit berakhir sebelum matahari terbenam. Tithi seperti itu merupakan Tithi yang hilang (ksaya tithi).
Sebagai akibatnya satu hari dari satu bulan, saat Tithi yang hilang itu berlangsung, juga hilang, sehingga bulan itu hanya berjumlah 29 hari.
Hari hari Tithi yang ada dalam satu Paksa adalah :
01. Pratipada
02. Dwitiya
03. Trêtya
04. Caturthi
05. Pancami
06. Sasti
07. Saptami
08. Astami
09. Nawami
10. Dasami
11. Ekadasti
12. Dwadasi
13. Trayodasi
14. Caturdasi
15. Pancadasi
5). Wara.
Salah satu unsur penanggalan yang penting lainnya adalah hari. Pada masa Jawa Kuno sudah dikenal satuan waktu hari yang disebut dengan Wara.
lama satu hari dihitung dari saat matahari terbit hingga matahari terbit kembali pada hari berikutnya.
Perhitungan Wara dilakukan dengan memasukkannya dalam siklus siklus hari yang terdapat pada prasasti Jawa Kuno, adalah :
a) Siklus 5 hari = Pancawara, nama Pancawara :
Pancawara
Disingkat *)
Warna
Daerahnya
Sewanya
01. Pahing
Pa
Merah
Selatan
Brahma
02 Pon
Po
Kuning
Barat
Mahadewa
03. Wagai
Wa
Hitam
Utara
Wisnu
04. Kaliwuan
Ka
Campuran
Tengah
Guru
05. Umanis
U atau Ma
Putih
Timur
Iswara
*) singkatan yang biasa dipakai pada penulisan prasasti
b) Siklus 6 hari = Sadwara;
Sadwara
Disingkat *)
01. Tunglai
Tu(ng)
02. Hariyang
Ha
03. Wurukung
Wu
04. Paniruan
Pa
05. Was
Wa
06. Mawulu
Ma
*) singkatan yang biasa dipakai pada penulisan prasasti
c) Siklus 7 hari = Saptawara.
Saptawara
Disingkat *)
01. Raditya / Aditya
Minggu
Ra atau A
02. Soma
Senin
So
03. Anggara
Selasa
Ang
04. Budha
Rabu
Bu
05. Wrhaspati
Kamis
Wr
06. Sukra
Jumát
Su
07. Saniscara
Sabtu
Sa
*) singkatan yang biasa dipakai pada penulisan prasasti
6). Karana.
Satuan waktu yang lebih kecil dari hari adalah Karana. Ukuran waktu satu Karana = setengah Tithi atau lebih tepatnya = 0,492 hari.
Dalam satu hari ada 2 karana atau 60 Karana dalam 1 bulan.
Nama Karana pertama setiap bulan adalah Kimtughna, kemudian Wawa, Walawa, Kolawa, Taithila, Garadi, Wanija, Wisti, sesudahnya kembali lagi ke Wawa dan seterusnya, hingga tiga Karana terakhir yaitu Sakuni Naga dan Catuspada.
7) Wuku.
Perhitungan Wuku berdasarkan siklus 7 hari atau Saptawara, setiap siklus 7 hari disebut 1 Wuku, Satu siklus Wuku terdiri dari 30 Wuku, yaitu :
01. Sinta
02. Landêp
03. Wukir
04. Kurantil
05. Tolu
06. Gumbrêg
07. Wariga ning Wariga
08. Wariga
09. Julungwangi
10. Sunsang
11. Dungulan
12. Kuningan
13. Langkir
14. Mandasiha
15. Julung Pujut
16. Pahang
17. Kuruwlut
18. Marakih
19. Tambir
20. Madangkungan
21. Mahatal
22. Wuyai
23. Manahil
24. Prang Bakat
25. Balamukti
26. Wugu wugu
27. Wayang wayang
28. Kulawu
29. Dukut
30. Watu Gunung
8) Muhirta.
Didalam prasasti ada satuan waktu terkecil yang dikenal dengan nama Muhirta.
Muhirta adalah saat tertentu untuk memulai upacara, bepergian dan lain lain.
Dalam perhitungan waktu di India dikenal ada 30 Muhirta dalam satu hari atau dalam 24 jam yang dikenal sekarang.
Satu Muhirta = 24 jam : 30 = 48 menit.
B. Unsur Penanggalan berdasarkan Peredaran Benda benda Langit.
9) Yoga.
Yoga adalah satu unsur penanggalan yang sering digunakan dalam penanggalan prasasti , Unsur ini juga merupakan salah satu unsur penting dalam sistem penanggalan di India.
Yoga adalah waktu selama gerak bersamaan antara bulan dan matahari pada posisi 130 20. Dalam satu putaran bulan mengelilingi bumi ada 360o dibagi (:) 130 20 = 27 Yoga.
Satu Yoga lamanya = 0,941 hari, dengan demikian 27 Yoga akan membutuhkan 25,420 hari.
Nama nama Yoga, adalah :
01. Wiskambha
02. Priti
03. Ayusman
04. Sobhagya
05. Sobana
06. Atiganda
07. Sukarman
08. Dhrti
09. Sula
10. Ganda
11. Wrddhi
12. Dhrwa
13. Wyatighata
14. Harsana
15. Bajra
16. Sidhi
17. Wyatipati
18. Wariyan
19. Parigha
20. Siwa
21. Sidha
22. Sadya
23. Subha
24. Sukla
25. Brahma
26. Indra
27. Waidhrti
10) Naksatra.
Unsur penanggalan penting lainnya adalah Naksatra atau kelompok bintang.
Ada 27 Naksatra dalam satu siklus, yaitu :
01.Aswini
02. Bharani
03. Krtikka
04. Rohini
05. Mrgasiras
06. Ardra
07. Purnnawasu
08. Pusya
09. Aslesa
10. Magha
11. Purwa Palguni
12. Uttara Palguni
13. Hasta
14. Citra
15. Swati
16. Wishaka
17. Anuradha
18. Jyest(h)a
19. Mula
20. Purwasadha
21. Utarasadha
22. Srawana
23. Dhanistha
24. Satabhisa
25. Purwa Bhadrawada
26. Utara Bhadrawada
27. Rewati
Lamanya satu Naksatra bila dihitung dengan hari = 1,012 hari, sehingga 27 Naksatra akan memerlukan waktu selama 27,324 hari.
11. Dewata.
Nama nama Dewata yang sering ditemukan dalam prasasti prasasti berhubungan dengan Naksatra-nya Dewata adalah penguasa dari waktu yang ditunjukkan dengan Nasksatra-nya.
Nama nama Dewata itu adalah :
01. Aswina
02. Yama
03. Agni
04. Prajapati
05. Soma
06. Rudra
07. Aditi
08. Brhaspati
09. Sarpa(h)
10. Pitaro(ah)
11. Bhaga
12. Aryaman
13. Sawitr
14. Twastr
15. Wayu
16. Sakra
17. Mitra
18. Indra
19. Apah
20. Wiswadewah
21. Wisnu
22. Wasawah
23. Ajapada
24. Ahirbudhnya
25. Pusa(n)
26. Naksatra Satabhisa
27. Naksatra Mula.
12. Grahacara.
Unsur penanggalan lainnya adalah Graha, yaitu planet. Menurut penanggalan India terdapat 7 buah planet, yaitu :
01. Ravi atau Surya = Matahari
02. Candra atau Soma = Rembulan
03. Sukra = Venus
04. Budha = Merkurius
05. Manggala = Mars
06. Brhaspati = Jupiter
07. Sani = Saturnus
Nama nama Graha yang pernah tercantum dalam prasasti prasasti Jawa Kuno sebanyak 11 buah, yaitu :
01. Nairithistha, posisi : barat daya
02. Agneyastha, posisi : tenggara
03. Anggarastha, posisi : barat laut
04. Adityasthana, posisi : timur
05. Sunyasthana, posisi : tengah
06. Uttarasthana, posisi : utara
07. Daksinastha, posisi : selatan
08. Pascimastha, posisi : barat
09. Purwaasthana, posisi : timur
10. Bayabyastha, posisi : barat laut
11. Aisanyastha, posisi : timur laut
13. Parwesa.
Unsur penanggalan ini jarang dibicarakan. Parwesa adalah nama dari suatu kelompok perbintangan atau penguasa tempat Astron, tetapi tidak ada keterangan lebih lanjut mengenai kelompok bintang mana yang dimaksudkan disini.
Dari prasasti prasasti diperoleh beberapa nama Parwesa : Sasi, Brahma, Kuwera, Nairitya, Yama, Agni, Baruna, Kala dan Indra.
14. Mandhala.
Unsur penanggalan ini adalah lintasan edar atau orbit daribenda angkasa.
mandhala adalah tiap tiap daerah dari 8 pembagian langit tempat Naksatra berada.
Nama nama dari Mandalah, adalah :
01. Mahendra, penguasa : timur
02. Kuwera,penguasa : utara
03. Baruna, penguasa : barat
04. Yama, penguasa selatan
05. Agni, penguasa : tenggara
06. Surya, penguasa : barat daya
07. Wayu, penguasa : barat laut
08. Siwa, penguasa : timur laut
Pembagian ini sama dengan pembagian dewa dewa penjaga arah mata angin atau dikenal dengan Astadikpalaka.
15. Rasi.
Rasi atau Zodiak pembagian langit secara geometris yang dapat diidentifikasi secara visual dengan bintang bintang penanda. Pergerakan Matahari secara 3600 dibagi menjadi 12 bagian, masing masing berukuran 300 dan diberikan nama sesuai dengan kelompok bintang yang terletak berdekatan dengannya.
Rasi berarti sejumlah atau sekelompok bintang.
Jumlah Zodiak yang digunakan dalam prasasti prasasti Jawa Kuno sama dengan yang digunakan dan dikenal sampai sekarang, yaitu 12 Zodiak dalam jangka waktu 1 tahun, yaitu :
01. Mesa = Aries
02. Wrsabha = Taurus
03. Mithuna = Gemini
04. Karka(ta) = Cancer
05. Singha = Leo
06. Kanya = Virgo
07. Tula = Libra
08. Vrscika = Scorpio
09. Dhanu(s) = Sagitarius
10. Makara = Capricornus
11. Kumbha = Aquarius
12. Mina = Pisces
Menurut de Casparis, Zodiak dalam sistim penanggalan India merupakan unsur penanggalan yang digunakan untuk menentukan keistimewaan suatu hari, namun di Jawa untuk menentukan keistimewaan suatu hari itu digunakan kombinasi hari (wara) maupun wuku. Namun unsur penanggalan ini banyak dicantumkan didalam prasasti prasasti Jawa Kuno terutama pada prasasti prasasti abad ke 12 Masehi.